Secara bahasa, sanad (السَّنَدُ) berarti sandaran, sesuatu yang dijadikan pegangan.
Dalam istilah ilmu hadis, sanad adalah rangkaian perawi (guru–murid) yang meriwayatkan suatu hadis hingga sampai kepada Rasulullah ﷺ.
Contoh sederhana:
Imam Bukhari → meriwayatkan dari gurunya → gurunya meriwayatkan dari sahabat → sahabat meriwayatkan dari Nabi ﷺ.
Rangkaian nama perawi itulah yang disebut sanad.
Pentingnya Sanad
Sanad adalah ciri khas umat Islam yang membedakannya dari agama lain. Para ulama mengatakan:
“Sanad adalah senjata umat Islam.”
(الْإِسْنَادُ مِنَ الدِّينِ وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ)
Sanad itu bagian dari agama. Seandainya tidak ada sanad, maka setiap orang bisa berkata sesuka hatinya.
Artinya, kebenaran sebuah hadis atau ilmu agama bisa dipertanggungjawabkan karena ada jalur sanad yang jelas.
Fungsi Sanad
-
Menjaga keaslian hadis dan ilmu – memastikan bahwa ajaran benar-benar sampai dari Rasulullah ﷺ tanpa rekayasa.
-
Membedakan hadis sahih dan palsu – sanad yang kuat menunjukkan hadis sahih, sedangkan sanad lemah bisa menunjukkan hadis dha’if atau bahkan maudhu’ (palsu).
-
Menghubungkan generasi umat – sanad menjadi mata rantai penghubung antara ulama sekarang dengan ulama terdahulu hingga Nabi ﷺ.
Macam-Macam Sanad
-
Sanad Tinggi (ʿĀlī) → sanad yang jumlah perawinya sedikit sehingga lebih dekat kepada Nabi ﷺ.
-
Sanad Rendah (Nāzil) → sanad yang jumlah perawinya lebih banyak.
-
Sanad Muttashil → sanad yang bersambung tanpa terputus.
-
Sanad Munqathiʿ → sanad yang terputus di salah satu perawi.
-
Sanad Sahih → sanad yang perawinya adil, terpercaya, dan bersambung.
Sanad dalam Tradisi Pesantren
Di pesantren, sanad tidak hanya berlaku untuk hadis, tapi juga dalam pengajaran ilmu. Seorang kiai biasanya memiliki sanad keilmuan yang bersambung hingga ulama besar, bahkan sampai Rasulullah ﷺ. Hal ini menjadikan ilmu yang dipelajari lebih berkah, otoritatif, dan terjaga kemurniannya.
PENULIS : Ahmad Yulianto S.Pd

