Hadratusy Syaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari menulis dalam kitab Risalah Ahlis Sunnah wal Jama’ah,
يلزم الإحتياط فى أخذ العلم فلا يأخذ عن غير أهله
“Wajib berhati-hati didalam mengaji dan mengambil ilmu. Jangan sampai mengambil ilmu dari seseorang yang bukan ahlinya.”
Sebab kalau belajar kepada yang bukan ahlinya, akibat dan dampaknya sangat fatal. Semisal ada orang mendalami ilmu agama lewat buku-buku yang dijual bebas di pasaran, atau lewat google yang tidak diketahui dengan jelas dari mana sumber dan siapa penulisnya. Lalu dia memahami al-Quran dan hadits hanya bermodalkan terjemahan, dan tiba-tiba berfatwa atau mengajak kembali kepada al-Quran dan hadits tanpa tahu ilmunya.
Itu sama halnya dengan orang membaca buku tentang kedokteran, lalu membuka praktek, maka dia menjadi dokter gadungan yang akan membahayakan banyak orang.
روى إبن عساكر عن الإمام مالك رضي الله عنه : لا تحمل العلم عن أهل البدع ولا تحمله عمن لايعرف بالطلب ولا عمن يكذب فى حديث الناس وإن كان لا يكذب فى حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم
Ibnu Asakir meriwayatkan dari Imam Malik Radhiyallahu ‘Anhu, “Jangan membawa ilmu dari ahli bida’ah, jangan membawa ilmu dari seseorang yang tidak diketahui sanad keilmuannya, dan jangan membawa ilmu dari seseorang yang dianggap berbohong oleh kebanyakan manusia, kendatipun dia tidak berbohong di dalam haditsnya nabi ﷺ.”
Menjadikan mereka sebagai guru akan mendatangkan fanatik buta yang akan menerima fatwanya secara mentah-mentah, dan menganggap orang lain salah. Mudah membid’ahkan, mensyirikkan bahkan mengkafirkan.
Guru-guru saya yang sudah sangat jelas sanad keilmuannya, baik dari guru-gurunya terutama dari silsilahnya yang sambung kepada Syaikhana Muhammad Khalil sebagai guru dari KH. Muhammad Hasyim Asy’ari.
متعنا الله بطول حياتهم وأمدهم بالصحة والعافية التامة وينفعنا ببركاتهم وعلومهم وأسرارهم فى الدارين أمين


