TIDAK BELAJAR ILMU AGAMA, FATALKAH ?
Penulis : Al Faqir Ila Robbihi Muhammad Anis Djauhari
Tujuan manusia dan jin diciptakan oleh Allah Ta’ala semata-mata untuk beribadah dan menghambakan diri kepadanya yang semua itu membutuhkan ilmu. Tanpa ilmu, ibadah yang dilakukan akan sia –sia belaka alias tidak diterima oleh Allah Ta’ala, sebagaimana keterangan dalam kitab zubad:
وكل من بغير علم يعمل*أعماله مردودة لا تقبل
Artinya: Setiap orang yang beramal (ibadah) tanpa ilmu, maka amalnya ditolak oleh Allah Ta’ala dan tidak diterima.
Hal tersebut karena ilmu adalah imamnya amal (ibadah). Oleh karena itu, tatkala Rasulullah menerangkan bahwa menghadiri majlisnya orang alim itu lebih utama daripada sholat seribu rokaat, menjenguk seribu orang sakit dan menghadiri seribu jenazah, lalu sahabat bertanya,” Apakah menghadiri majlisnya orang alim juga lebih utama daripada membaca Al Qur’an, wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, ” .”وهل ينفع القرآن إلا بالعلم
Artinya : Al qur’anpun tidak bermanfaat kecuali dengan memakai ilmu.
(Lihat Ihya’ 1/10)
Disini penulis akan mencontohkan dua contoh ringan, bagaimana fatalnya seseorang yang tidak belajar (mengaji) ilmu agama:
- Semua orang mukallaf wajib melaksanakan sholat yang syarat sahnya harus punya wudhu. Namun, sebelum orang itu berwudhu biasanya dia buang air kecil dulu yang didahului dengan membuka pakaian. Pada tahap membuka pakaian atau celana ini saja , orang yang tidak belajar (mengaji) ilmu agama sudah tidak bisa. Artinya, dia tidak akan bisa membuka pakaian sesuai dengan cara yang diajarkan oleh Rasulullah, karena memang tidak tahu caranya. Membuka pakaian tanpa disertai ilmu itu fatal akibatnya, karena akan menyebabkan aurat dan kemaluan terlihat oleh mahluk halus yang ada ditempat itu. Apakah kita rela kemaluan yang selalu kita tutup, terlihat oleh banyak mahluk halus? Apakah kita rela kemaluan istri kita yang selalu ditutup, terlihat oleh banyak mahluk halus? Apakah kita rela kemaluan anak-anak kita, apalagi anak perempuan yang selalu ditutup, terlihat oleh banyak mahluk halus?
Supaya aurat dan kemaluan tidak terlihat oleh mahluk halus, maka harus mengikuti cara yang sudah diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam dalam membuka pakaian. Itulah yang dinamakan ilmu.(Lihat Al Adzkar Hal. 18 .Perc. Toha Putra)
Jadi, bila seseorang tidak belajar (mengaji) ilmu agama , pada tahap membuka pakaian saja sudah tidak lolos. Apalagi tentang bagaimana caranya kencing yang diajarkan oleh Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam ? Bagaimana cara duduknya? Setelah kencing harus bagaimana? Lalu bagaimana dampaknya bila tidak mengikuti tuntunan dan petunjuk Rasulullah Sallallahu Alaihi Wasallam ? Apalagi cara berwudhu yang punya beberapa syarat dan rukun. Dan apalagi sholat yang rukunnya jauh lebih banyak dari pada wudhu yang setiap satu rukunnya membutuhkan ilmu.
- Dalam contoh yang kedua ini saya ambil contoh ringan, yaitu mendampingi istri melahirkan. Bila sisuami yang mendampingi istrinya yang melahirkan itu berilmu. Maka, setelah anak itu lahir, dia amalkan petujuk Rasulullah dan para ulama tentang bagaimana cara memperlakukan anak yang baru lahir. Dia bacakan pada telinga anak yang baru lahir itu apa yang diajarkan oleh Rasullullah dan para ulama. Maka , hal tersebut berdampak dahsyat pada kehidupan anak tersebut selanjutnya. Yaitu, anak tersebut tidak akan bisa diganggu dan dicelakai oleh jin Ummus Sibyan dan anak tersebut tidak akan berzina seumur hidupnya.(Lihat Al Bajuri 2/305)
Lalu, bagaimana jadinya bila sisuami tidak mengetahui petunjuk dari Rasulullah dan para ulama tentang cara memperlakukan anak yang baru lahir. Maka , hilanglah keberuntungan dan faedah diatas. Artinya, anak tersebut tidak aman dari pengaruh jahat jin Ummus Sibyan dan juga tidak aman dari melakukan perzinahan dalam hidupnya. Apalagi dizaman sekarang, dimana pornografi dan pornoaksi dengan segala jenisnya merajalela.
Itulah dua contoh ringan bagaimana fatalnya seseorang yang tidak belajar ilmu agama. Itu hanya dua contoh saja yang penulis sebutkan. Padahal, bab – bab ilmu agama itu banyak sekali, baik yang berhubungan dengan ibadah, transaksi, pernikahan, keyakinan yang benar dan lain-lain. Orang yang tidak belajar ilmu agama akan selalu melakukan kesalahan dalam setiap langkahnya pada tiap bab ilmu agama. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila dalam suatu riwayat disebutkan, bahwa pernah suatu hari Sayyidina Umar Radhiallahu Anhu berkeliling disebuah pasar dan memukul sebagian pedagang dengan cambuk sambil berkata,” Orang yang tidak mengerti Hukum Allah tentang jual beli tidak boleh berjualan dipasar ini, karena mau tidak mau dia pasti akan makan riba”. (Lihat Syarh Sullam Taufiq karya Syekh Nawawi Al Bantani Hal. 50) Wallahu A’lam

