A. Pendahuluan
KH Abuya Muhammad Anis Djauhari adalah salah satu ulama karismatik asal Madura yang dikenal luas karena kedalaman ilmu agamanya, keteguhan akhlaknya, dan peran sentralnya dalam membimbing umat menuju jalan kebenaran dan kebijaksanaan. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Hikmah di Langkap Barat, Burneh, Bangkalan, beliau bukan hanya seorang guru, tetapi juga seorang pembina ruhani yang membentuk generasi Islam dengan keilmuan, akhlak, dan visi dakwah yang kokoh.
B. Latar Belakang dan Keluarga
KH Abuya Muhammad Anis Djauhari lahir dari lingkungan keluarga santri yang taat beragama dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam. Sejak kecil, beliau telah menampakkan ketertarikan mendalam terhadap ilmu agama, yang kemudian mendorongnya untuk menempuh pendidikan di berbagai pesantren ternama di dalam dan luar Madura , mulai dari Pondok Pesantren Manbaul Hikam Ketengan Kemudian PP. Fathul Ulum Kwagean Dan PP.Darul Ulum Jombang .
Dibesarkan dalam suasana religius, beliau mewarisi semangat keilmuan dan dakwah dari para pendahulunya. Jiwa kepemimpinan, ketekunan dalam belajar, dan semangat berkhidmat kepada umat telah tumbuh dalam diri beliau sejak usia muda.
C. Pendidikan dan Perjalanan Keilmuan
KH Abuya Muhammad Anis Djauhari dikenal sebagai sosok yang haus akan ilmu. Pendidikan beliau dimulai dari pesantren-pesantren lokal di Madura, kemudian melanjutkan pengembaraan ilmiahnya ke berbagai pesantren besar di Jawa Timur dan sekitarnya. Di sanalah beliau memperdalam berbagai disiplin ilmu, seperti:
- Ilmu Fiqh (hukum Islam)
- Ushul Fiqh (dasar-dasar hukum Islam)
- Tafsir Al-Qur’an
- Hadits dan Musthalah Hadits
- Ilmu Tasawuf
- Nahwu dan Sharaf
- Balaghah dan Ilmu Arudh
- Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
Beliau juga aktif dalam halaqah-halaqah keilmuan yang dipimpin oleh para masyayikh besar, serta terlibat langsung dalam bahtsul masail, sebuah tradisi diskusi dan penyelesaian problematika umat berdasarkan perspektif fiqh.
D. Kiprah Dakwah dan Sosial
Sebagai seorang ulama yang memiliki komitmen tinggi terhadap dakwah, KH Abuya Muhammad Anis Djauhari telah mengabdikan hampir seluruh hidupnya untuk menyebarkan ilmu, memperkuat akidah umat, dan menjaga nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat.
Setelah menimba ilmu selama bertahun-tahun, beliau kembali ke kampung halaman dan mendirikan Pondok Pesantren Yanbu’ul Hikmah. Melalui pesantren inilah beliau mulai membina para santri dari berbagai daerah dan menyebarkan ajaran Islam dengan penuh hikmah dan kasih sayang.
Selain mengajar dan membina santri, Abuya Anis juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial keagamaan:
- Mengisi majelis taklim dan pengajian umum
- Menjadi rujukan masyarakat dalam masalah hukum Islam dan spiritualitas
- Membimbing masyarakat dalam menyelesaikan konflik secara damai
- Melibatkan diri dalam kegiatan sosial seperti santunan yatim, bantuan bencana, dan dakwah pedesaan
E. Kepribadian dan Keteladanan
KH Abuya Muhammad Anis Djauhari dikenal sebagai pribadi yang sangat tawadhu’, bijaksana, dan bersahaja. Meskipun memiliki ilmu yang luas dan dihormati oleh banyak kalangan, beliau tetap hidup sederhana dan tidak pernah memperlihatkan kesombongan.
Beberapa sifat khas beliau yang menjadi teladan antara lain:
- Tawadhu’ (rendah hati): Selalu merendahkan hati meskipun menjadi rujukan banyak orang.
- Sabar dan Ikhlas: Dalam menghadapi ujian dan tantangan dakwah, beliau menunjukkan ketabahan luar biasa.
- Tegas dalam prinsip: Meski penuh kasih, Abuya Anis tetap tegas dalam menegakkan nilai-nilai kebenaran dan syariat.
- Dekat dengan rakyat kecil: Beliau sering terlihat hadir di tengah masyarakat, tanpa membeda-bedakan status sosial.
F. Gagasan dan Pemikiran
Sebagai seorang pemikir dan praktisi pendidikan Islam, KH Abuya Muhammad Anis Djauhari menekankan pentingnya pendidikan berbasis akhlak dan adab. Beliau percaya bahwa keilmuan yang tidak diiringi dengan akhlak hanya akan menambah kerusakan, bukan keberkahan.
Beberapa prinsip yang beliau pegang erat dalam pendidikan dan dakwah antara lain:
- Ilmu harus diamalkan.
- Dakwah harus dilakukan dengan kelembutan, bukan kekerasan.
- Pendidikan harus menyentuh hati, bukan hanya akal.
- Pesantren harus menjadi benteng peradaban, bukan sekadar tempat belajar.
G. Warisan dan Pengaruh
Di bawah kepemimpinan beliau, Pondok Pesantren Yanbu’ul Hikmah berkembang pesat dan menjadi pusat keilmuan dan pendidikan Islam yang diperhitungkan di Bangkalan dan Madura. Santri-santri beliau telah banyak yang mengabdi ke berbagai pelosok daerah sebagai guru, dai, dan tokoh masyarakat.
Pengaruh Abuya Anis tidak hanya dirasakan oleh para santri, tetapi juga oleh masyarakat umum yang menjadikannya sebagai panutan dalam kehidupan sosial dan spiritual.
H. Penutup
KH Abuya Muhammad Anis Djauhari adalah sosok ulama yang tidak hanya mengajarkan Islam dalam bentuk teori, tetapi juga menghidupkannya dalam keseharian. Keikhlasan beliau dalam membina umat, kesabaran dalam berdakwah, dan konsistensi dalam menjaga nilai-nilai Islam menjadikannya sebagai salah satu mutiara Madura yang bersinar terang di tengah tantangan zaman.
Melalui Pondok Pesantren Yanbu’ul Hikmah, beliau telah mewariskan jejak keilmuan dan keteladanan yang akan terus mengalir menjadi mata air kebaikan, sebagaimana makna nama pesantren tersebut: “Yanbu’ul Hikmah – mata air kebijaksanaan.”
Semoga Allah senantiasa menjaga, memanjangkan usia, dan memberikan keberkahan atas ilmu dan perjuangan beliau. Aamiin.
Penulis : Ahmad Yulianto S.Pd.





